BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada
peserta didik guna menumbuhkan dan mengembangkan jasmani maupun rohani secara
optimal untuk mencapai tingkat kedewasaan. [[1]]Pendidikan
dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu pendidikan formal dan pendidikan
informal. Pendidikan formal yaitu suatu pendidikan yang mengajarkan pengetahuan
umum dan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat terprogram, terstruktur dan
berlangsung di persekolahan dalam rangka mempersiapkan anak untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu. Sedangkan pendidikan informal yaitu pendidikan
yang bersifat tidak terprogram, tidak terstruktur dan berlangsung kapanpun dan
dimana pun dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan
tertentu.
Selanjutnya, berbicara tentang
pendidikan yaitu berbicara tentang bagaimana membentuk karakter manusia
bagaimanapun caranya menjadi apa yang diinginkan. Sedangkan karakter akan
terbentuk oleh berbagai faktor yang ada, dan di antaranya adalah lingkungannya.
Setiap orang memiliki karakter yang berbeda, disebabkan oleh karena mereka
tumbuh di lingkungan yang berbeda. Jadi dapat dikaitkan bahwa dominasi
lingkungan sangat berpengaruh pada pendidikan seseorang. Adapun,
lingkungan pendidikan dibagi menjadi 3 yaitu lingkungan pendidikan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
Keadaan psikologis anak didik yang dipengaruhi oleh
lingkungan keluarga, lingkungan social, dan tentu oleh lingkungan sekolahnya.
Para pendidik secara langsung dapat mempengarugi psikologis anak didik,
misalnya pendidik yang terkesal galak, mudah tersinggung dan kurang kreatif,
akan menyebabkan anak didiknya menjadi kurang menyukai mata pelajaran yang
disampaikan atau kurang menyukai pendidiknya secara pribadi. Oleh karena itu,
dibutuhkan sinergitas antara anak didik dengan semua lingkungan disekitarnya.
Bahkan buku bacaan yang diwajibkan kepada anak didik agar dibaca dan dipelajari
akan memberikan pengaruh psikologis anak didiknya. Oleh sebab itu semua yang
berkaitan dengan lingkungan anak didik memberikan pengaruh kepada anak didik
secara langsung atau tidak langsung.[[2]
]
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
muncul beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Apa pengertian tentang lingkungan pendidikan?
2. Apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan keluarga,
sekolah dan masyarakat?
3. Bagaimana peran pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat
?
4.
Bagaimana hubungan keluarga ,
sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan ?
C.
Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah dapat
diketahui tujuan pembahasan materi ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian tentang lingkungan pendidikan.
2. Mengetahui tentang pengertian dari lingkungan pendidikan
keluarga, sekolah dan masyarakat
3. Mengetahui peran lingkungan pendidikan keluarga, sekolah,
dan masyarakat.
4.
Memgetahui hubungan pengaruh dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan.
D.
Manfaat
Penulisan makalah ini mempunyai
manfaat sebagai berikut :
1. Menambah wawasan tentang pengantar ilmu pendidikan
2.
Meningkatkan pemahaman tentang
materi pengantar ilmu pendidikan tentang lingkungan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan
pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat
dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah segala seluruh yang
ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau
tidak bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan
seseorang.[[3]]
Pendidikan berasal dari kata didik
yang artinya bina, mendapat awalan pe dan akhiran an, yang maknanya dari sifat
perbuatan membina atau melatih, mengajar, dan mendidik itu sebdiri. Oleh karena
itu pendidikan merupakan pembinaan, pengajaran, dan semua hal yang merupakan
bagian dari usaha manusia untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan.
Pendidikan secara terminology dapat diartikan sebagai
pembinaan, pembentukan, pengarahan yang ditujukan kepada semua peserta didik
secara formal maupun nonformal dengan tujuan membentuk anak didik yang cerdas,
berkepribadian, memiliki keahlian tertentu sebagai bekal dalam kehidupannya
dalam bermasyarakat.[[4]
]
B. Macam-
macam Lingkungan Pendidikan
Peran Lingkungan dalam
Penyelenggaraan Pendidikan Islam Manusia adalah “makhluk sosial”. Hal ini
sesuai dengan ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hal tersebut. Khalaqa
al-insaana min ‘alaq bukan hanya diartikan sebagai “menciptakan
manusia dari segumpal darah” atau “sesuatu yang berdempet di dinding rahim”,
akan tetapi juga dapat dipahami sebagai “diciptakan dinding dalam keadaan
selalu bergantung kepada pihak lain atau tidak dapat hidup sendiri”.[[5]]
Soemanto, memberi
penjelasan lebih luas sambil mengetengahkan beberapa pandangan yang memungkinkan untuk dimengerti tentang batasan-batasan arti lingkungan,
yaitu: mencakup segala material dan stimulasi di dalam dan di luar diri
individu, baik yang bersifat fisikologis, psikologis maupun sosio-kultural.
Secara fisikologis lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di
dalam tubuh seperti: gizi, vitamin, air, zat, asam, suhu, system saraf,
perbedaan darah, pernapasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indokrin,
sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani. Secara psikologis, lingkungan
mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya
dengan perlakuannya maupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan
kelompok, pola hidup masyarakat, latihan belajar, pendidikan pengajaran,
bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk lingkungan ini.[[6]]
Pendapat ini memberi
gambaran bahwa lingkungan pendidikan Islam adalah semua peristiwa yang terjadi
pada anak didik dalam kehidupannya, dan peristiwa tersebut dapat disebabkan
oleh segala yang tampak dari alam fisik baik dari makhluk hidup , makhluk tak
hidup atau benda mati. Hal yang sama juga ditegaskan oleh Zuhairini, bahwa
lingkungan alam sekitar di mana anak didik berada, yang mempunyai pengaruh
terhadap perasaan dan sikapnya akan keyakinan atau agamanya.[[7]]
Adapun, lingkungan pendidikan dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan pendidikan keluarga, lingkungan
pendidikan sekolah dan lingkungan pendidikan masyarakat.
1. Lingkungan keluarga
Keluarga
adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter manusia
lingkungan keluarga pertama dimana manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi
diri dengan manusia lain selain dirinya. Didalam keluarga pula manusia
untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama, karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan
dasar-dasar kepribadian anak.
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi
Muhammad Saw dalam sabdanya yang berbunyi:
كُلُّ
مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ وَإِنَّمَا أَبَوَاهُ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ
يُهَـوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ.
Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas dasar
fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Majusi,
Yahudi dan Nasrani”
Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa
orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak. Anak
dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk
mendidiknya.[[8]]
Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk
mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada
kedua orang tua yang kelak akan diminta pertanggungjawaban atas pendidikan
anak-anaknya.
Dalam hadist lain juga disebutkan :
عَلِّمُوْا أَوْلَادَكُمُ السِّبَاحَـةَ
وَالرِّمَايَـةَ (رواه الزيلني)
Artinya:
“Ajarilah anak-anakmu berenang dan memanah” (HR. Zailani)
Yang dimasud dengan berenang dan memanah dalam
hadist ini adalah kewajiban orang tua untuk mendidiknya dalam pendidikan agama
dan pendidikan umum, termasuk di dalamnya adalah pendidikan keterampilan.[[9]]
2.
Lingkungan sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat
penting sesudah keluarga, karena semakin besar kebutuhan anak, maka orang tua
menyerahkan tanggung jawabnya sebagian kepada lembaga sekolah. Sekolah
berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak. Sekolah memberikan
pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak mengenai apa yang tidak dapat atau
tidak ada kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran
didalam keluarga. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah orang tua menyerahkan
tugas dan tanggung jawabnya kepada sekolah.[[10]]
Sekolah
juga adalah lembaga pendidikan yang penting sesudah keluarga, karena makin
besar kebutuhan anak, maka orangtua menyerahkan tanggungjawabnya sebagian
kepada lembaga sekolah ini. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam
mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak anak
mengenai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk
memberikan pendidikan dan pengajaran didalam keluarga.
Tugas
guru dan pemimpin sekolah disamping memberikan ilmu pengetahuan pengetahuan,
keterampilan dan juga mendidik anak beragama. Disinilah sekolah berfungsi
sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada
anak didik.
Pendidikan
budi pekerti dan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah sekolah haruslah
merupakan kelanjutan, setidak tidaknya jangan bertentangan dengan apa
yang diberikan dalam keluarga.[[11]]
Tugas guru dan pemimpin sekolah di samping
memberikan ilmu pengetahuan-pengetahuan, keterampilan, juga mendidik anak
beragama. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam
memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik. Pendidikan budi pekerti
dan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah haruslah merupakan
kelanjutan, atau setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan
dalam keluarga.
Bagi setiap muslim yang benar-benar beriman dan
melaksanakan ajaran-ajaran Islam, mereka berusaha untuk memasukkan anak-anaknya
ke sekolah-sekolah yang diberikan pendidikan agama. Dalam hal ini mereka
mengharapkan agar anak didiknya kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan
ajaran Islam atau dengan kata lain berkepribadian muslim. Yang dimaksud dengan
berkepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspeknya baik
tingkahlakunya, kegiatan jiwanya maupun filsafat hidup dan kepercayaannya
menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan dan penyerahan diri hanya kepada-Nya.
3.
Lingukuangan masyarakat
Masyarakat adalah himpunan individu
dan kumpulan keluarga yang bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu, hidup
bersama dengan landasan peraturan yang berlaku dalam lingkungannya. Oleh karena
itu masyarakat dapat diartikan sebagai institusi social yang mewadahi berbagai
tindakan individu, mempersamakan persepsi tentang tujuan berkelompok dan
melakukan tugas serta fungsi social sesuai dengan kesepakatan yang terjadi
dilingkungan sosialnya masing-masing.[[12]]
masyarakat
merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah.
Pendidikan ini telah dimulai sejak anak-anak untuk beberapa jam sehari lepas
dari asuhan keluarga dan berada diluar sekolah. Corak ragam pendidikan yang
diterima anak didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala
bidang naik pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat,
maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.Pendidikan dalam pendidikan
masyarakat ini boleh dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan
yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh masyarakat. Dan anak didik sendiri
secara sadar atau tidak mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan
pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan sendiri akan nilai
nilai kesusilaan dan keagamaan didalam masyarakat.
Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini bisa
dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan
tidak sadar oleh masyarakat. Dan anak didik secara sadar atau tidak telah
mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri,
mempertebal keimanan serta keyakinan dan keagamaan di dalam masyarakat.[[13]]
C. Pembinaan Lingkungan dalam Pendidikan Islam.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas,
maka ketiga lembaga atau lingkungan pendidikan yakni lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan social
perlu bekerja sama secara harmonis. Orang tua di tingkat keluarga harus
memperhatikan pendidikan anak-anaknya, terutama dalam aspek keteladanan dan
pembiasaan serta penanaman nilai-nilai. Orang tua juga harus menyadari tanggung
jawabnya dalam mendidik anak-anaknya tidak sebatas taat beribadah kepada Allah
semata, seperti shalat, puasa, dan ibadah-ibadah khusus lainnya, akan tetapi
orang tua juga memperhatikan pendidikan bagi anaknya sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ada dalam Islam. Termasuk di antaranya mempersiapkan anaknya
memiliki kemampuan dan keahlian sehingga ia dapat menjalankan hidupnya sebagai
hamba Allah sekaligus sebagai khalifah fil ardhi serta menemukan kebahagiaan
yang hakiki, dunia dan akhirat. Selain itu, orang tua juga dituntut untuk
mempersiapkan anaknya sebagai anggota masyarakat yang baik, sebab, masyarakat
yang baik berasal dari individu-individu yang baik sebagai anggota dari suatu
komunitas masyarakat itu sendiri.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap
kedewasaan anak didik, namun lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan
dan pengaruhnya sangat besar terhadap anak didik. Sebab, bagaimanapun seorang
anak tinggal dalam suatu lingkungan, disadari atau tidak, lingkungan tersebut
akan mempengaruhi anak tersebut. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.
dari riwayat Abu Hurairah:
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى
الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan ‘fitrah’. Namun, kedua
orang tuanya (mewakili lingkungan) mungkin dapat menjadikannya beragama Yahudi,
Nasrani, atau Majusi. Hal ini menunjukkan bahwa Islam
mengakui potensi lingkungan yang pengaruhnya dapat sangat kuat sehingga sangat
mungkin dapat mengalahkan fitrah.[14]
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa lingkungan pendidikan sangat berperan penting dalam penyelenggaraan
pendidikan Islam. Sebab, lingkungan yang juga dikenal dengan institusi itu
merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, yang secara umum lingkungan
tersebut dapat dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga
sangat diperlukan pembentukannya sehingga ia mampu mendidik anak-anaknya sesuai
dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Kemudian, orang tua harus menyadari
pentingnya sekolah dalam mendidik anaknya secara profesional sehingga orang tua
harus memilih pula sekolah yang baik dan turut berpartisipasi dalam peningkatan
sekolah tersebut.
Sementara itu, sekolah atau madrasah juga berperan penting
dalam proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, yang pada
hakikatnya sebagai institusi yang menyandang amanah dari orang tua dan
masyarakat, harus menyelenggarakan pendidikan yang profesional sesuai dengan
prinsip-prinsip dan karakteristik pendidikan Islam. Sekolah harus mengajarkan
berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian bagi peserta didiknya sesuai dengan
kemampuan peserta didik itu sendiri.
Begitu pula, masyarakat dituntut perannya dalam menciptakan
tatanan masyarakat yang nyaman dan peduli terhadap pendidikan. Masyarakat
diharapkan terlibat aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di
sekitarnya. Kemudian, ketiga lingkungan pendidikan tersebut harus saling
bekerja sama secara harmonis sehingga terbentuklah pendidikan terpadu yang
diikat dengan ajaran Islam. Dengan keterpaduan seperti itu, diharapkan amar
ma’ruf nahi mungkar dalam komunitas masyarakat tersebut dapat ditegakkan
sehingga terwujudlah masyarakat yang diberkahi dan tatanan masyarakat
yang baldatun tayyibatun wa rabbun gafuur.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Lingkungan pendidikan
adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang
senantiasa berkembang. Ia adalah segala seluruh yang ada, baik manusia maupun
benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak,
kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang
2.
Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat
membentuk watak dan karakter manusia lingkungan keluarga pertama dimana manusia
melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain
dirinya. Didalam keluarga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk
baik sikap maupun kepribadiannya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama, karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan
dasar-dasar kepribadian anak.
Dalam
ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya yang
berbunyi:
كُلُّ
مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ وَإِنَّمَا أَبَوَاهُ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ
يُهَـوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ.
Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas dasar
fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Majusi,
Yahudi dan Nasrani”
Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa
orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak. Anak
dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk
mendidiknya
3. Masyarakat adalah himpunan individu
dan kumpulan keluarga yang bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu, hidup
bersama dengan landasan peraturan yang berlaku dalam lingkungannya. Oleh karena
itu masyarakat dapat diartikan sebagai institusi social yang mewadahi berbagai
tindakan individu, mempersamakan persepsi tentang tujuan berkelompok dan
melakukan tugas serta fungsi social sesuai dengan kesepakatan yang terjadi
dilingkungan sosialnya masing-masing
4. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa lingkungan pendidikan sangat berperan penting dalam penyelenggaraan
pendidikan Islam. Sebab, lingkungan yang juga dikenal dengan institusi itu
merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, yang secara umum lingkungan
tersebut dapat dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keluarga sangat diperlukan pembentukannya sehingga ia mampu mendidik
anak-anaknya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Kemudian, orang tua
harus menyadari pentingnya sekolah dalam mendidik anaknya secara profesional
sehingga orang tua harus memilih pula sekolah yang baik dan turut
berpartisipasi dalam peningkatan sekolah tersebut.z
DAFTAR
PUSAKA
Basri, Hasan. Filsafat Pendidikan Islam.
Bandung:Pustaka Setia. 2009
Abdullah nasih ulwam. Pendidikan anak dalam islam. Jakarta:
pustaka amani. 1995
Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Bumi Aksara, 1996,
Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:
Bumi Aksara,1992
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja
Pemimpin Pendidikan), Jakarta: Rineka
Cipta, 1990
[[5]
] Umat (Bandung: Mizan, 2007), hlm. 421-422.[2]Omar
Muhammad al-Toumy al- M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik
atas Pelbagai Persoalan Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan
Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 136.
[14] annisahidayat.wordpress.com/2010/05/05/peran-lingkungan-dalam-penyelenggaraan-pendidikan-islam-2/