Minggu, 10 Januari 2016

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
            Pendidikan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik guna menumbuhkan dan mengembangkan jasmani maupun rohani secara optimal untuk mencapai tingkat kedewasaan. [[1]]Pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal yaitu suatu pendidikan yang mengajarkan pengetahuan umum dan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat terprogram, terstruktur dan berlangsung di persekolahan  dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu. Sedangkan pendidikan informal yaitu pendidikan yang bersifat tidak terprogram, tidak terstruktur dan berlangsung kapanpun dan dimana pun  dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Selanjutnya, berbicara tentang pendidikan yaitu berbicara tentang bagaimana membentuk karakter manusia bagaimanapun caranya menjadi apa yang diinginkan. Sedangkan karakter akan terbentuk oleh berbagai faktor yang ada, dan di antaranya adalah lingkungannya. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda, disebabkan oleh karena mereka tumbuh di lingkungan yang berbeda. Jadi dapat dikaitkan bahwa dominasi lingkungan  sangat berpengaruh pada pendidikan seseorang. Adapun, lingkungan pendidikan dibagi menjadi 3 yaitu lingkungan pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keadaan psikologis anak didik yang dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan social, dan tentu oleh lingkungan sekolahnya. Para pendidik secara langsung dapat mempengarugi psikologis anak didik, misalnya pendidik yang terkesal galak, mudah tersinggung dan kurang kreatif, akan menyebabkan anak didiknya menjadi kurang menyukai mata pelajaran yang disampaikan atau kurang menyukai pendidiknya secara pribadi. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergitas antara anak didik dengan semua lingkungan disekitarnya. Bahkan buku bacaan yang diwajibkan kepada anak didik agar dibaca dan dipelajari akan memberikan pengaruh psikologis anak didiknya. Oleh sebab itu semua yang berkaitan dengan lingkungan anak didik memberikan pengaruh kepada anak didik secara langsung atau tidak langsung.[[2] ]
B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas muncul beberapa rumusan masalah yaitu :
1.       Apa pengertian tentang lingkungan pendidikan?
2.       Apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat?
3.       Bagaimana peran pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat ?
4.       Bagaimana hubungan keluarga , sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan ?

C.      Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah dapat diketahui tujuan pembahasan materi ini yaitu :
1.       Mengetahui pengertian tentang lingkungan pendidikan.
2.       Mengetahui tentang pengertian dari lingkungan pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat
3.       Mengetahui peran lingkungan pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
4.       Memgetahui hubungan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan.

D.      Manfaat
Penulisan makalah ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.       Menambah wawasan tentang  pengantar ilmu pendidikan
2.       Meningkatkan pemahaman tentang materi pengantar ilmu pendidikan tentang lingkungan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkungan pendidikan

Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah segala seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang.[[3]]
Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya bina, mendapat awalan pe dan akhiran an, yang maknanya dari sifat perbuatan membina atau melatih, mengajar, dan mendidik itu sebdiri. Oleh karena itu pendidikan merupakan pembinaan, pengajaran, dan semua hal yang merupakan bagian dari usaha manusia untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan.
                                             
Pendidikan secara terminology dapat diartikan sebagai pembinaan, pembentukan, pengarahan yang ditujukan kepada semua peserta didik secara formal maupun nonformal dengan tujuan membentuk anak didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki keahlian tertentu sebagai bekal dalam kehidupannya dalam bermasyarakat.[[4] ]

B.     Macam- macam Lingkungan Pendidikan

Peran Lingkungan dalam Penyelenggaraan Pendidikan Islam Manusia adalah “makhluk sosial”. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hal tersebut. Khalaqa al-insaana min ‘alaq bukan hanya diartikan sebagai “menciptakan manusia dari segumpal darah” atau “sesuatu yang berdempet di dinding rahim”, akan tetapi juga dapat dipahami sebagai “diciptakan dinding dalam keadaan selalu bergantung kepada pihak lain atau tidak dapat hidup sendiri”.[[5]]
Soemanto, memberi penjelasan lebih luas sambil mengetengahkan beberapa pandangan yang memungkinkan untuk dimengerti tentang batasan-batasan arti lingkungan, yaitu: mencakup segala material dan stimulasi di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisikologis, psikologis maupun sosio-kultural. Secara fisikologis lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti: gizi, vitamin, air, zat, asam, suhu, system saraf, perbedaan darah, pernapasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indokrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuannya maupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan belajar, pendidikan pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk lingkungan ini.[[6]]
Pendapat ini memberi gambaran bahwa lingkungan pendidikan Islam adalah semua peristiwa yang terjadi pada anak didik dalam kehidupannya, dan peristiwa tersebut dapat disebabkan oleh segala yang tampak dari alam fisik baik dari makhluk hidup , makhluk tak hidup atau benda mati. Hal yang sama juga ditegaskan oleh Zuhairini, bahwa lingkungan alam sekitar di mana anak didik berada, yang mempunyai pengaruh terhadap perasaan dan sikapnya akan keyakinan atau agamanya.[[7]]
Adapun, lingkungan pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan pendidikan keluarga, lingkungan pendidikan sekolah dan lingkungan pendidikan masyarakat.
1.      Lingkungan keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter manusia lingkungan keluarga pertama dimana manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya.  Didalam keluarga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak.
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya yang berbunyi:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ وَإِنَّمَا أَبَوَاهُ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُهَـوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ.
Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Majusi, Yahudi dan Nasrani”

Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak. Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya.[[8]]

Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang kelak akan diminta pertanggungjawaban atas pendidikan anak-anaknya.

Dalam hadist lain juga disebutkan :
عَلِّمُوْا أَوْلَادَكُمُ السِّبَاحَـةَ وَالرِّمَايَـةَ (رواه الزيلني)
Artinya:Ajarilah anak-anakmu berenang dan memanah” (HR. Zailani)

Yang dimasud dengan berenang dan memanah dalam hadist ini adalah kewajiban orang tua untuk mendidiknya dalam pendidikan agama dan pendidikan umum, termasuk di dalamnya adalah pendidikan keterampilan.[[9]]

2.      Lingkungan sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga, karena semakin besar kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan tanggung jawabnya sebagian kepada lembaga sekolah. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak mengenai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran didalam keluarga. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah orang tua menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada sekolah.[[10]]
Sekolah juga adalah lembaga pendidikan yang penting sesudah keluarga, karena makin besar kebutuhan anak, maka orangtua menyerahkan tanggungjawabnya sebagian kepada lembaga sekolah ini. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak anak mengenai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran didalam keluarga.
Tugas guru dan pemimpin sekolah disamping memberikan ilmu pengetahuan pengetahuan, keterampilan dan juga mendidik anak beragama. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik.
Pendidikan budi pekerti dan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah sekolah haruslah merupakan kelanjutan, setidak tidaknya jangan bertentangan dengan  apa yang diberikan dalam keluarga.[[11]]
Tugas guru dan pemimpin sekolah di samping memberikan ilmu pengetahuan-pengetahuan, keterampilan, juga mendidik anak beragama. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik. Pendidikan budi pekerti dan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah haruslah merupakan kelanjutan, atau setidak-tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga.
Bagi setiap muslim yang benar-benar beriman dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam, mereka berusaha untuk memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah yang diberikan pendidikan agama. Dalam hal ini mereka mengharapkan agar anak didiknya kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam atau dengan kata lain berkepribadian muslim. Yang dimaksud dengan berkepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspeknya baik tingkahlakunya, kegiatan jiwanya maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan dan penyerahan diri hanya kepada-Nya.

3.      Lingukuangan masyarakat
Masyarakat adalah himpunan individu dan kumpulan keluarga yang bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu, hidup bersama dengan landasan peraturan yang berlaku dalam lingkungannya. Oleh karena itu masyarakat dapat diartikan sebagai institusi social yang mewadahi berbagai tindakan individu, mempersamakan persepsi tentang tujuan berkelompok dan melakukan tugas serta fungsi social sesuai dengan kesepakatan yang terjadi dilingkungan sosialnya masing-masing.[[12]]
masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah. Pendidikan ini telah dimulai sejak anak-anak untuk beberapa jam sehari lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar sekolah. Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang naik pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini boleh dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh masyarakat. Dan anak didik sendiri secara sadar atau tidak mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan sendiri akan nilai nilai kesusilaan dan keagamaan didalam masyarakat.
Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini bisa dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh masyarakat. Dan anak didik secara sadar atau tidak telah mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan dan keagamaan di dalam masyarakat.[[13]]

C.     Pembinaan Lingkungan dalam Pendidikan Islam.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, maka ketiga lembaga atau lingkungan pendidikan yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan social  perlu bekerja sama secara harmonis. Orang tua di tingkat keluarga harus memperhatikan pendidikan anak-anaknya, terutama dalam aspek keteladanan dan pembiasaan serta penanaman nilai-nilai. Orang tua juga harus menyadari tanggung jawabnya dalam mendidik anak-anaknya tidak sebatas taat beribadah kepada Allah semata, seperti shalat, puasa, dan ibadah-ibadah khusus lainnya, akan tetapi orang tua juga memperhatikan pendidikan bagi anaknya sesuai dengan tujuan pendidikan yang ada dalam Islam. Termasuk di antaranya mempersiapkan anaknya memiliki kemampuan dan keahlian sehingga ia dapat menjalankan hidupnya sebagai hamba Allah sekaligus sebagai khalifah fil ardhi serta menemukan kebahagiaan yang hakiki, dunia dan akhirat. Selain itu, orang tua juga dituntut untuk mempersiapkan anaknya sebagai anggota masyarakat yang baik, sebab, masyarakat yang baik berasal dari individu-individu yang baik sebagai anggota dari suatu komunitas masyarakat itu sendiri.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dan pengaruhnya sangat besar terhadap anak didik. Sebab, bagaimanapun seorang anak tinggal dalam suatu lingkungan, disadari atau tidak, lingkungan tersebut akan mempengaruhi anak tersebut. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. dari riwayat Abu Hurairah:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan ‘fitrah’. Namun, kedua orang tuanya (mewakili lingkungan) mungkin dapat menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengakui potensi lingkungan yang pengaruhnya dapat sangat kuat sehingga sangat mungkin dapat mengalahkan fitrah.[14]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan sangat berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan Islam. Sebab, lingkungan yang juga dikenal dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, yang secara umum lingkungan tersebut dapat dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga sangat diperlukan pembentukannya sehingga ia mampu mendidik anak-anaknya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Kemudian, orang tua harus menyadari pentingnya sekolah dalam mendidik anaknya secara profesional sehingga orang tua harus memilih pula sekolah yang baik dan turut berpartisipasi dalam peningkatan sekolah tersebut.
Sementara itu, sekolah atau madrasah juga berperan penting dalam proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, yang pada hakikatnya sebagai institusi yang menyandang amanah dari orang tua dan masyarakat, harus menyelenggarakan pendidikan yang profesional sesuai dengan prinsip-prinsip dan karakteristik pendidikan Islam. Sekolah harus mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian bagi peserta didiknya sesuai dengan kemampuan peserta didik itu sendiri.
Begitu pula, masyarakat dituntut perannya dalam menciptakan tatanan masyarakat yang nyaman dan peduli terhadap pendidikan. Masyarakat diharapkan terlibat aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di sekitarnya. Kemudian, ketiga lingkungan pendidikan tersebut harus saling bekerja sama secara harmonis sehingga terbentuklah pendidikan terpadu yang diikat dengan ajaran Islam. Dengan keterpaduan seperti itu, diharapkan amar ma’ruf nahi mungkar dalam komunitas masyarakat tersebut dapat ditegakkan sehingga terwujudlah masyarakat yang diberkahi dan tatanan masyarakat yang baldatun tayyibatun wa rabbun gafuur.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

1.       Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah segala seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang

2.       Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter manusia lingkungan keluarga pertama dimana manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya.  Didalam keluarga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak.
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya yang berbunyi:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ وَإِنَّمَا أَبَوَاهُ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُهَـوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ.
Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Majusi, Yahudi dan Nasrani”

Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak. Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya

3.      Masyarakat adalah himpunan individu dan kumpulan keluarga yang bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu, hidup bersama dengan landasan peraturan yang berlaku dalam lingkungannya. Oleh karena itu masyarakat dapat diartikan sebagai institusi social yang mewadahi berbagai tindakan individu, mempersamakan persepsi tentang tujuan berkelompok dan melakukan tugas serta fungsi social sesuai dengan kesepakatan yang terjadi dilingkungan sosialnya masing-masing

4.      Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan sangat berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan Islam. Sebab, lingkungan yang juga dikenal dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, yang secara umum lingkungan tersebut dapat dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga sangat diperlukan pembentukannya sehingga ia mampu mendidik anak-anaknya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Kemudian, orang tua harus menyadari pentingnya sekolah dalam mendidik anaknya secara profesional sehingga orang tua harus memilih pula sekolah yang baik dan turut berpartisipasi dalam peningkatan sekolah tersebut.z



DAFTAR PUSAKA
Basri, Hasan. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung:Pustaka Setia. 2009
Abdullah nasih ulwam. Pendidikan anak dalam islam. Jakarta: pustaka amani. 1995
Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam  Jakarta: Bumi Aksara, 1996,
Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:  Bumi Aksara,1992
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),  Jakarta: Rineka Cipta, 1990



[[2] ] Hasan basri, filsafat pendidik islam. Pustaka setia.2009. Hal. 95
[[3] ]Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), (Cet. 3; Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 80
[[4] ] Abdullah Ulwam. Pendidikan anak dalam islam. Pustaka amani. 1995. Hal 62
[[5] ] Umat (Bandung: Mizan, 2007), hlm. 421-422.[2]Omar Muhammad al-Toumy al- M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 136.
[[6] ] Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 3; Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 3.

[[7] ] Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam (Cet. 3; Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 5
[[8] ] Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:  Bumi Aksara,1992),177.

[[9]] Ibid.,178.
[[10]] Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:  Bumi Aksara,1992), 179
[[11]]Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: CV Yulina, 1984) h. 176-177
[[12] ] zainmasrifah.blogspot.co.id/2013/02/pemikiran-filosofis-tentang-lingkungan.html
[13] Dra. Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan…,. 180
[14] annisahidayat.wordpress.com/2010/05/05/peran-lingkungan-dalam-penyelenggaraan-pendidikan-islam-2/